LightBlog

Teladan Peduli Pendidikan

KH Mahfudz Asymawi
KH Mahfudz Asymawi
Pria kelahiran desa Pecangaan Kulon kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara, 6 Januari 1943 ini adalah anak keempat dari sebelas bersaudara: Abdul Wahab, Hj Romlatul Khadroh, Mujib, KH Mahfudz, Hj Limifrokhah, Hamid Ludhfi, H Zakaria Lc, Asy’ari, Nailil Muna Intihaiyah dan Khoirul Atho’ dari pasangan suami istri K Asymawi Mu’min dengan Nyai Rukayah.

Setelah tamat dari Sekolah Rakyat (SR) di Pecangaan Kulon pada 1957 dia melanjutkan studinya di Perguruan Islam Matholi'ul Falah (dengan pengasuh KH Mahfudz Salam) Kajen Margoyoso Pati hingga 1963.

Tahun 1963 ayahnya wafat. Sejak saat itulah putra K Asymawi Mu'min ini yang mewarisi dan mengelola pondok pesantren “Kabul.” Pesantren "Kabul" masih sangat sederhana, belum memiliki santri menetap hingga akhirnya menjadi pondok pesantren yang memiliki santri menetap. Nama "Kabul" dirubah menjadi Mathla’un Nasyi’in. Sehingga antara 1963 sampai 1971 ketua II Yayasan Walisongo ini masih nyantri di Kajen dengan Nglajo (tidak menetap di Pondok).

Pada 1964 dia menikah dengan Hj Afiah (putri H Hilal). Dari pernikahan tersebut di karuniai 9 anak: Uswatun Hasanah, Zumrotus Sa’adah S.Ag, H Muwassa’un Niam S.Ag, Adib Khoiruzzaman S.Ag, Muslihatul Millah S.Ag, Aminuddin Faiz, Ahmad Zaenal Muttaqin, Muhsinatul Ummah dan Nuzulur Rohmah.

Selain mengasuh Mathla’un Nasyi’in, wakil ketua II Yayasan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (YAPTINU) ini merintis Madrasah Diniyah "Mansya’ul Falah" yang ditempatkan di rumah-rumah penduduk: Tauhid, Bakri, KH Mustain Syafi’i, Mi’an Dan kediamannya sendiri. Demi kelanjutan Madin tersebut dia melakukan pendekatan dengan Warsono (Petinggi Pecangaan Kulon saat itu) dan tokoh masyarakat guna membangun Madrasah. Setelah disepakati, dibangunlah madrasah tersebut di belakang Masjid Besar Walisongo sejumlah enam lokal.

Dalam perkembangannya gedung tersebut pada pagi hari digunakan untuk kegiatan belajar mengajar Muallimin-Muallimat pindahan dari desa Troso dan sore harinya untuk Madrasah Diniyah yang kini berkembang menjadi tiga unit: Diniyyah Awwaliyah, Wustho dan Ulya.

Sedangkan Muallimin-Muallimat berubah menjadi Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) tahun 1970, menjadi Pendidikan Guru Agama Nahdlatul Ulama (PGANU) berubah lagi menjadi Pendidikan Guru Agama Islam (PGAI). Tahun 1972 /1973 berganti menjadi Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA), kemudian pada 1974 PGAP tetap eksis dan tahun 1975 berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Demi masa depan lembaga-lembaga tersebut kepala MTs dan MA Walisongo periode 1975-1992 ini bersama koleganya mendirikan Yayasan Walisongo Pecangaan pada 15 Februari 1980 melalui akta notaris J MOELYANI SH Nomor 100. Tahun 1986 mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), 1987 mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tahun 1993 mendirikan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK).

Di tingkat kabupaten, dia masih intens dalam dunia pendidikan. Hal ini terbukti bersama Pengurus Cabang NU Jepara mendirikan Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) melalui akta notaris BENYAMIN KUSUMA SH Nomor 50 tanggal 17 Maret 1989.

Kemudian mendirikan Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (YAPTINU) dengan akta notaris BENYAMIN KUSUMA SH Nomor 5 tanggal 6 Nopember 1996. Tidak berhenti sampai disitu dia dan Pengurus YAPTINU mendirikan Sekolah Tinggi Ekonomi Nahdlatul Ulama (STIENU), yang mendapat ijin operasional SK Mendikbud RI Nomor 68/D/O/1997 dan menerima hibah Perguruan Tinggi yang dikelola orang Nasrani; Akademi Teknologi Industri Kayu (ATIKA).

Berkat kegigihan dan kerja kerasnya bersama pengurus lain, berdirilah tiga pergguruan tinggi: INISNU, STIENU dan ATIKA (sekarang STTDNU) yang berada satu komplek di Jalan Raya Batealit (Pekeng) Tahunan Jepara.

Dalam organisasi sosial kemasyarakatan dan organisasi sosial politik, aktif di Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) kecamatan Pecangaan sebagai ketua, ketua Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (SARBUMUSI). Dari sinilah karir politiknya dipertaruhkan, menjadi anggota DPRD Kabupaten Jepara. Dirinya menjadi anggota DPRD Kabupaten Jepara tahun 1977 sampai 1987.

Di lingkungan Kecamatan Pecangaan, dia pernah menjadi Ketua MWC NU selama dua periode. Tahun 1984 ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jepara. Dari sinilah dia Badan Kesejahteraan Madrasah Diniyah (BKMD) yang berfungsi memberi santunan kepada keluarga Madrasah Diniyah yang terkena musibah atau meninggal dunia. Akhirnya, BKMD berubah menjadi Badan Kesejahteraan Keluarga Ma’arif (BKKM) untuk memperluas jangkauan santunan pada keluarga di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif, dan tidak hanya keluarga Madrasah Diniyah saja.

Selain itu juga mendirikan Ikatan Haji Nahdlatul Ulama (IHNU) dan Ikatan Haji Muslimat (IHM) serta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Walisongo. Disela-sela waktunya berorganisasi, dia sangat memperhatikan mentalitas dan moralitas umat dengan memberikan ceramah dan taushiyah di berbagai tempat. Dia juga menyelenggarakan pengajian secara rutin di pondok pesantren Mathla’un Nasyi’in setiap Ahad sore untuk laki-laki dan Jum’at sore untuk perempuan serta pengajian umum Ahad pagi di Masjid Besar Walisongo Pecangaan.

Kepiawaian dan keberhasilannya dalam memanaj organisasi akhirnya diangkat menjadi Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Jawa Tengah. Dan, sekembalinya ke Jepara menjadi Ketua NU Cabang Jepara sampai beliau wafat pada 7 Romadhon 1422 bertepatan dengan 23 Nopember 2001. Selain ketua NU Cabang, juga Ketua MUI Cabang Jepara.

Dialah KH Mahfudz Asymawi, sesosok yang berjiwa besar, berdedikasi tinggi, berjiwa sosial, berwawasan luas, sederhana dan bersahaja, rendah hari, berkesabaran tinggi, pemberani demi kebenaran, tidak mudah berputus asa, ikhlas berjuang, berjiwa penolong, peduli terhadap nasib Fuqoro Masakin, santun dan menghormati semua orang, mediator dari berbagai penyelesaian masalah, idealis dan realistis, inisiatif dan kreatif dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan, organisator dan orator ulung, responsif positif terhadap masalah umat, sangat memperhatikan dan memberikan kesempatan kader-kader muda berprestasi untuk melanjutkan cita-cita dan perjuanganya, berwibawa dan sangat disegani. (disarikan dari blog milik Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan Jepara). (Syaiful Mustaqim)

Teladan Peduli Pendidikan Teladan Peduli Pendidikan Reviewed by Unknown on 8/08/2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Comments

LightBlog