LightBlog

12 Santri MA Walisongo Siap Ikuti Sanlat BPUN

Jepara-Dua belas santri Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan siap mengikuti Pesantren Kilat (Sanlat) Bimbingan Pasca UN (BPUN) tahun 2013 Komunitas Mata Air Cabang Jepara di Pesantren Walisongo Pecangaan Jepara, selama sebulan (17/5-18/6) mendatang.

Dua belas santri tersebut adalah Lia ‘Aunina (XII IPA), Ihda Istifa’ul Muti’ah (XII IPA), Rizqiyah Mafaticha (XII IPA), Mundiroh (XII IPA), Diana Munsiatul Faizah (XII IPA), Shofwatun Amaliyah (XII IPA), Rif’ul Mazid Maulana (XII IPA), Meilani Akhsan Yusuf (XII IPA), Iqbal Abdul Jamil (XII IPS), Rizwan Faiz (XII IPS), Maya Inshofa (XII IPS) dan Muhammad Nur Faizin (XII IPS).

Dua belas santri Madrasah ALiyah Walisongo tersebut lolos seleksi yang diadakan oleh panitia Pesantren Kilat (Sanlat-red) BPUN Jepara, (21/04) di Kampus INISNU Jepara. Sanlat BPUN tersebut juga di ikuti oleh peserta didik SMA/MA Se Kabupaten Jepara dan Kudus, mereka diantaranya dari MA/ SMA/ SMK Walisongo Pecangaan, MA Darul Hikmah, MA Mathaliul Huda Bugel, MA Mathalibul Ulum Lebak, MA Mafatihul Akhlak Demangan, SMAN 1 Jepara, SMAN 1 Mayong, SMAN 1 Mlonggo dan SMKN 3 Jepara. Dari Kudus semisal SMAN 1 Gebog dan MA NU TBS Kudus.

Selama sebulan santri diberi materi Matematika dasar, Bahasa Indonesia dan Inggris sebagai materi dasar. Untuk kelas IPA meliputi Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi sedangkan kelas IPS mencakup Ekonomi, Sosiologi, Geografi dan Sejarah.

“Materi lain yang tidak kalah pentingnya Psikologi, Kewirausahaan, Kepemimpinan, Ke-Aswaja-an, Ke-NU-an dan Try out sepekan sekali,” kata M Jazilun Niam, pendamping Mata Air Jepara, saat technical meeting Ahad (12/5) pagi.

Sementara itu, koordinator Mata Air Jepara, Adib Khoiruzzaman menyatakan dirinya mendorong santri agar bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diidamkan. Triknya menurut Gus Adib, sapaan akrabnya harus bersungguh-sungguh mengikuti BPUN.  Apalagi santri alumni Mata Air Jepara, terangnya ada yang diterima di Universitas Negeri Semarang (Unnes), UniversitasGadjah Mada (UGM) Yogyakarta maupun PTN yang lain.

Masih menurutnya selain belajar sungguh-sungguh juga akidah Aswajanya tetap dipertahankan jangan sampai direnggut oleh ideologi lain. “Karena itu, selama nyantri maupun kuliah kami akan tetap mengawal ideologi NU mereka,” tandasnya.

Guru SMK Walisongo Pecangaan itu menandaskan di PT banyak aliran-aliran yang perlu diwaspadai. Jika tidak diwaspadai mahasiswa NU mudah katut, (ikut, red) aliran tersebut.

Rizqiyah Mafaticha, peserta didik Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan yang juga peserta Sanlat BPUN Tahun 2013 mengatakan dia mengikuti Bimpingan Pansca Ujian Nasional Tersebut untuk membekali dirinya apabila tidak lolos SNMPTN jalur undangan. “Dengan mengikuti bimbingan ini saya akan mendapatkan banyak pelajaran serta materi-materi tambahan lain yang belum pernah saya dapatkan,” katanya.

Dia tersebut mengaku antusias mengikuti kegiatan pesantren kilat itu. “ Soal Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) berbeda dengan soal Ujian Nasional, oleh karena itu memerlukan persiapan yang sangat matang,” akunya.

Hal lain justru diungkapkan oleh Moh Nur Faizin, dia mengaku awalnya hanya coba-coba mengikuti seleksi Pesantren Kilat tersebut. “Saya awalnya hanya mengiuti teman-teman yang mendaftar BPUN, alhasil justru saya yang lolos seleksi,” akunya.

Meskipun demikian dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. “Kesempatan ini tidak semua orang dapatkan sehingga saya akan makasimalkan dengan baik,” katanya. (Rif’ul Mazid Maulana)
12 Santri MA Walisongo Siap Ikuti Sanlat BPUN 12 Santri MA Walisongo Siap Ikuti Sanlat BPUN Reviewed by Unknown on 5/13/2013 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Comments

LightBlog